LEMBAR PENGESAHAN
Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “PERAN INDONESIA DALAM KONFERENSI
ASIA-AFRIKA” yang disusun oleh
kelompok 5 ini telah diteliti dan disahkan oleh guru pembimbing, pustakawati,
dan kepala lembaga SMAN 1 Singaparna Tahun Pelajaran 2017/2018 pada :
Hari, Tanggal :
Tempat :
Guru Pembimbing
Ida
Farida Ningrum, M.Pd.
NIP. 196407251988032005
|
Pustakawati
Rinrin
Mahani Rustikasari, S.I.Pus
|
Kepala Lembaga
Drs. Anda Sujana, M.Pd.
NIP. 196205071989031004
ABSTRAK
Salah satu materi di kelas XII MIPA
semester 1 ini yaitu mengenai Peran Indonesia Dalam Upaya Perdamaian Dunia.
Kami ditugaskan untuk membuat sebuah karya tulis ilmiah tentang peran Indonesia
dalam upaya perdamaian dunia. Indonesia ikut serta
dalam organisasi-organisasi dunia, diantaranya Konferensi Asia-Afrika, Gerakan
Non Blok, Misi Pemeliharaan Perdamaian Garuda, dan ASEAN. Maka dari itu, kami
mengambil pembahasan mengenai peran Indonesia dalam Konferensi Asia-Afrika. Metode yang digunakan yaitu studi literature. Hasil yang kami peroleh yaitu Konferensi Asia-Afrika merupakan
gagasan oleh 5 negara, pada tanggal 18 April 1955, di kota Bandung. Tujuan
utama konferensi ini adalah membentuk kubu kekuatan negara-negara dunia ketiga
untuk menghadapi Blok Barat dan Blok Timur. Hasil dari pelaksanaan KAA di
Bandung menghasilkan Dasasila Bandung. Indonesia ikut memprakarsai
dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II di Bogor, dan
sebagai tempat penyelenggaraan KAA di Bandung. KAA berpengaruh sangat besar dalam upaya menciptakan
perdamaian dunia dan mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara damai,
khususnya di Asia dan Afrika.
Kata kunci : Konferensi Asia-Afrika, Dasasila Bandung, Blok Barat, Blok
Timur
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT.
karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan karya
tulis ilmiah ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW., kepada keluarganya, para sahabatnya,
hingga kepada umatnya hingga akhir zaman.
Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi nilai
keterampilan Sejarah, yang diberikan oleh Ibu Ida Farida Ningrum, M.Pd. selaku
Guru Sejarah kelas
XII SMAN 1 Singaparna.
Dalam penyusunan dan penulisan karya
tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
kami dengan senang hati menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1.
Drs. Anda Sujana M,Pd. selaku Kepala Sekolah
SMAN 1 Singaparna.
2.
Drs. Dadang Rusmana, M.M,M.Pd. selaku
Wali Kelas XII MIPA 6 SMAN 1 Singaparna.
3.
Ida
Farida Ningrum, M.Pd. selaku Guru Sejarah kelas XII SMAN 1 Singaparna.
4.
Orang
tua tercinta yang telah merawat dan membimbing
kami hingga kami bisa sekolah di SMAN 1 Singaparna.
5.
Guru
& Karyawan SMAN 1 Singaparna yang telah membantu dan memfasilitasi
kami.
6.
Rekan-rekan satu perjuangan
yang melaksanakan proyek
ini bersama
kami.
Semoga karya
tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan pembelajaran
kami selaku pelajar khususnya siswa SMAN 1
Singaparna.
Singaparna, 21 November 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan .......................................................................................... i
Abstrak ............................................................................................................... ii
Kata Pengantar .................................................................................................. iii
Daftar Isi ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A.
Latar Belakang .................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C.
Tujuan Penelitian ............................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian
............................................................................. 2
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................. 3
A.
Metode Pengambilan Data ................................................................ 3
B. Peran Indonesia Dalam Upaya Perdamaian Dunia ............................ 3
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................. 6
A.
Metode Pengambilan Data ................................................................ 6
B.
Lahirnya Konferensi Asia-Afrika ...................................................... 7
C.
Hasil Konferensi Asia-Afrika ............................................................ 9
D.
Peran Indonesia dalam Konferensi Asia-Afrika ................................ 10
E. Arti
Penting Konferensi Asia-Afrika ................................................ 10
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 13
A.
Kesimpulan ........................................................................................ 13
B. Saran .................................................................................................. 13
Daftar Pustaka ................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu materi di kelas XII MIPA semester 1 ini
yaitu mengenai Peran Indonesia Dalam Upaya Perdamaian Dunia. Kami ditugaskan
untuk membuat sebuah karya tulis ilmiah tentang peran Indonesia dalam upaya
perdamaian dunia, sebagai media pembelajaran serta untuk memenuhi nilai
keterampilan Sejarah.
Pada
tahun 50-an, negara-negara di dunia terbagi
kedalam dua blok. Ketika itu terjadi pertarungan yang kuat antara Blok
Timur dan Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Indonesia memiliki peran
tersendiri dalam perdamaian dunia. Sikap politik Indonesia adalah bebas dan
aktif. Bebas artinya Indonesia tidak memihak ke blok manapun, blok barat atau
blok timur. Walau pun tidak memihak kemana pun, Indonesia juga bersikap aktif,
artinya Indonesia turut serta berpartisipasi dalam perdamaian dunia. Indonesia
sudah menunjukkan komitmennya sebagai negara yang menjunjung tinggi perdamaian
dunia sejak merdeka tahun 1945.
Peran yang cukup menonjol
yang dimainkan oleh Indonesia adalah dalam rangka membantu mewujudkan
pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional. Indonesia ikut serta dalam
organisasi-organisasi dunia, diantaranya Konferensi Asia-Afrika, Gerakan Non
Blok, Misi Pemeliharaan Perdamaian Garuda, dan ASEAN.
Dari latar belakang tersebut, kami mengambil pembahasan mengenai
peran Indonesia dalam Konferensi Asia-Afrika.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
lahirnya Konferensi Asia-Afrika?
2.
Bagaimana
hasil Konferensi Asia-Afrika?
3. Bagaimana peran Indonesia
dalam Konferensi Asia-Afrika?
4. Apa arti penting Konferensi
Asia-Afrika?
C.
Tujuan
Penelitian
1.
Ingin
mengetahui lahirnya Konferensi Asia-Afrika.
2.
Ingin
mengetahui pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika.
3. Ingin mengetahui peran Indonesia
dalam Konferensi Asia-Afrika.
4. Ingin mengetahui arti penting Konferensi
Asia-Afrika.
D.
Manfaat
Penelitian
Dalam
penulisan karya tulis ini diharapkan manfaat yang diperoleh adalah:
1.
Bagi
penulis, bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususunya pengetahuan tentang
materi Konferensi Asia-Afrika.
2.
Bagi
pembaca, memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang materi Konferensi
Asia-Afrika.
3.
Bagi
guru, menambah wawasan pengetahuan dalam pengajaran Sejarah terutama tentang
materi Konferensi Asia-Afrika.
BAB II
KAJIAN TEORI
KAJIAN TEORI
A.
Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data merupakan teknik atau cara
yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjukkan suatu cara sehingga
dapat diperlihatkan penggunaannya melalui observasi, wawancara, dan studi
literature.
1.
Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan salah satu
teknik pengumpulan data/fakta yang cukup efektif untuk mempelajari suatu
sistem. Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut
lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang
berjalan.
2.
Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data atau informasi
dari “informan” dan atau “responden” yang sudah di tetapkan, dilakukan dengan
cara ”tanya jawab sepihak tetapi sistematis” atas dasar tujuan penelitian yang
hendak dicapai.
3.
Studi Literature
Studi literature merupakan teknik pengumpulan data
melalui teks-teks tertulis maupun soft-copy edition, seperti buku, ebook,
artikel-artikel dalam majalah, surat kabar, buletin, jurnal, laporan atau arsip
organisasi, makalah, publikasi pemerintah, dan lain-lain. Bahan pustaka yang
berupa soft-copy edition biasanya diperoleh dari sumber-sumber internet yang
dapat diakses secara online.
B. Peran
Indonesia Dalam Upaya Perdamaian Dunia
Dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dunia,
Indonesia memainkan sejumlah peran dalam percaturan internasional. Peran yang
cukup menonjol yang dimainkan oleh Indonesia adalah dalam rangka membantu
mewujudkan pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional. Indonesia ikut
serta dalam organisasi-organisasi dunia, diantaranya Konferensi Asia-Afrika,
Gerakan Non Blok, Milisi Pemeliharaan
Perdamaian Garuda, dan ASEAN.
1. Konferensi Asia-Afrika
(KAA)
Konferensi
Asia-Afrika (KAA) adalah sebuah konferensi antara negara-negara
Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA
diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, India dan Pakistan dan
dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18
April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia.
Tujuan
diadakannya KAA adalah:
1. Untuk
memajukan godwill (kehendak yang luhur) serta untuk menciptakan dan memajukan
perhubungan sebagai tetangga baik.
2. Untuk
mempertimbangkan soal-soal serta hubungan-hubungan di lapangan sosial, ekonomi,
dan kebudayaan negara yang diwakili.
3. Untuk
mempertimbangkan soal-soal yang berupa kepentingan khusus bangsa-bangsa Asia
dan Afrika, misalnya soal-soal yang mengenai kedaulatan nasional dan tentang
masalah-masalah rasialisme dan kolonialisme.
4. Untuk
meninjau kedudukan Asia dan Afrika, serta rakyat-rakyatnya di dalam dunia
dewasa ini serta sumbangan yang dapat mereka berikan guna memajukan perdamaian
serta kerja sama di dunia.
2. Gerakan Non-Blok (GNB)
Gerakan
Non-Blok (GNB) adalah suatu organisasi internasional yang terdiri lebih dari
100 negara yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan atau terhadap blok
kekuatan besar apapun.
Tujuan diadakannya GNB adalah:
1. Turut
serta meredakan ketegangan dunia akibat perebutan pengaruh Amerika Serikat
(Blok Barat) dan Uni Soviet (Blok Timur) dalam perang dingin.
2. Membendung
pengaruh negatif baik dari Blok Barat maupun Blok Timur ke negara-negara
anggota Gerakan Non-Blok.
3. Mengembangkan
rasa solidaritas di antara negara anggota.
3.
Misi
Pemeliharaan Perdamaian Garuda
Kontingen Garuda disingkat KONGA atau Pasukan
Garuda adalah pasukan Tentara Nasional Indonesia yang ditugaskan sebagai
pasukan perdamaian di negara lain. Indonesia mulai turut serta mengirim pasukannya
sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB sejak 1957.
Tujuan diadakannya Misi Pemeliharaan Perdamaian
Garuda, yaitu membantu mewujudkan pemeliharaan perdamaian dan keamanan
internasional. Dalam hal ini Indonesia sudah cukup banyak mengirimkan Kontingen
Garuda (KONGA) ke luar negeri. Sampai tahun 2015 Indonesia telah mengirimkan
kontingen Garudanya sampai dengan kontingen Garuda yang ke duapuluh enam
(XXVI).
4.
Association
of South East Asia Nations (ASEAN)
ASEAN (Association of South
East Asia Nations), atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (PERBARA),
merupakan organisasi kerja sama regional negara-negara Asia Tenggara di bidang
ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Meskipun organisasi ini bertekad mewujudkan
stabilitas dan keamanan kawasan Asia Tenggara dari pengaruh asing, tetapi bukan
merupakan organisasi politik.
Tujuan diadakannya ASEAN
adalah:
1. Mempercepat
pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan di kawasan
Asia Tenggara.
2. Meningkatkan
perdamaian dan stabilitas regional.
3. Meningkatkan
kerja sama yang aktif serta saling membantu satu sama lain dalam masalah
ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
4. Saling
memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian dalam bidang-bidang
pendidikan, professional, teknik, dan administrasi.
5. Bekerja
sama dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian serta
industri, perluasan perdagangan komoditi internasional, perbaikan sarana-sarana
pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat.
6. Meningkatkan
studi-studi tentang Asia Tenggara.
7. Memelihara
kerja sama yang erat dan berguna bagi organisasi-organisasi internasional dan
regional yang ada dan bertujuan serupa.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Metode Pengambilan Data
Metode
pengambilan data yang kami gunakan adalah studi literature. Studi literature
merupakan metode pengumpulan data melalui teks-teks tertulis maupun soft-copy
edition, seperti buku, e-book, artikel-artikel dalam majalah, surat kabar, buletin,
jurnal, laporan atau arsip organisasi, makalah, publikasi pemerintah, dan
lain-lain.
B. Lahirnya Konferensi Asia-Afrika
Konferensi
Asia-Afrika merupakan gagasan oleh 5 negara, yaitu Indonesia, India, Pakistan,
Burma dan Sri Lanka. Persiapan pertama dilakukan di Kolombo pada tanggal 28 April
- 2 Mei 1954. Persiapan kedua dilakukan di Bogor pada tanggal 29 Desember 1954.
Melalui persiapan ini maka kemudian Konferensi Asia-Afrika dilaksanakan.
Akhirnya pada tanggal 18 April 1955, dimulailah Konferensi Asia-Afrika yang
diselenggarakan di kota Bandung. Konferensi ini berlangsung hingga tanggal 25
April 1955 dan diikuti oleh wakil dari 29 negara Asia dan Afrika.
Berikut
ini latar belakang dan dasar pertimbangan terselenggaranya KAA:
a)
Perubahan
politik pada tahun 1950-an yaitu berakhirnya Perang Korea (1953). Akibat Perang
Korea, semenanjung terbagi menjadi dua negara yaitu Korea Utara dan Korea
Selatan. Peristiwa ini semakin menambah ketegangan dunia.
b)
PBB
sudah ada forum konsultasi dan dialog antarnegara yang baru merdeka, tetapi di
luar PBB belum ada forum yang menjembatani dialog antarnegara tersebut.
c)
Persamaan
nasib bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, terutama pernah mengalami penjajahan.
d)
Persamaan
masalah sebagai negara yang masih terbelakang dan berkembang.
e)
Ingin
menggalang kekuatan negara-negara Asia-Afrika agar mendukung perjuangan merebut
Irian Barat.
f)
Memiliki
kedekatan yang kuat karena dihubungkan oleh faktor keturunan, agama, dan latar
belakang sejarah.
g)
Berdasarkan
letak geografisnya, letak negara-negara Asia dan Afrika saling berdekatan.
Tujuan
utama konferensi ini adalah membentuk kubu kekuatan negara-negara dunia ketiga
untuk menghadapi dua kubu adidaya, Barat dan Timur. Di akhir konferensi,
ditandatangani Deklarasi Bandung yang isinya kesepakatan untuk mengadakan
kerjasama ekonomi dan budaya di antara negara-negara dunia ketiga serta
mengakui adanya hak untuk menentukan nasib bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
Selain itu, konferensi ini juga mengeluarkan resolusi menentang penjajahan, di
antaranya penjajahan Perancis atas Guinea Baru. Konferensi Asia Afrika juga
menjadi pendahuluan dari terbentuknya Organisasi Gerakan Non-Blok.
Dalam
Pertemuan tersebut, 29 kepala Negara Asia dan Afrika bertemu,
membahas masalah dan kepentingan bersama, termasuk didalamnya mengupas secara
serius tentang kolonialisme dan pengaruh kekuatan “barat”. Pertemuan
ini disebutkan pula sebagai Konferensi Asia-Afrika atau sering pula disebut
sebagai Konferensi Bandung.
Konferensi
tersebut dihadiri 5 negara pengundang. Ke-24 negara yang diundang adalah 18
negara Asia dan 6 negara Afrika. Negara-negara Asia yang hadir yaitu Filipina,
Thailand, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Laos, Turki, Jepang, Yordania,
Kamboja, Nepal, Lebanon, RRC, Afghanistan, Iran, Irak, Syria, Saudi Arabia, dan
Yaman. Sedang 6 negara Afrika yang hadir adalah Mesir, Sudan, Ethiopia, Libya,
Liberia, dan Ghana. Rhodesia (Afrika Tengah) pada awalnya diundang, namun
karena sedang ada kemelut politik dalam negeri maka tidak bisa hadir.
C. Hasil Konferensi Asia-Afrika
Dari Konferensi ini dihasilkan 10
prinsip yang disepakati bersama yang sering juga disebutkan sebagai Dasasila
Bandung, yaitu :
1.
Menghormati
hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam
piagam PBB;
2.
Menghormati
kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa;
3.
Mengakui
persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, baik besar maupun
kecil;
4.
Tidak
melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara
lain;
5.
Menghormati
hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun
kolektif yang sesuai dengan piagam PBB;
6.
Tidak
menggunakan peraturan-peraturan pertahanan kolektif
untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu
negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain;
7.
Tidak
melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan
terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara;
8.
Menyelesaikan
segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan,
persetujuan arbitrasi (penyelesaian masalah hokum), ataupun cara damai lainnya,
menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan piagam PBB;
9.
Memajukan
kepentingan bersama dan kerja sama; dan
10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban
internasional.
Di
dalam maklumat akhir konferensi itu, digarisbawahi kebutuhan untuk membangun
kerjasama yang saling menguntungkan antar negara-negara Asia-Afrika dalam hal
pembangunan ekonomi untuk melepaskan diri dari ketergantungan melalui
industrialisasi. Kerjasama ini dilaksanakan dengan membangun komitmen
penyediaan asistensi teknis dalam proyek-proyek pembangunan, selain pertukaran
teknologi, pengetahuan, dan pembangunan pelatihan regional dan lembaga-lembaga
penelitian.
D. Peran Indonesia dalam Konferensi
Asia-Afrika
1. Indonesia
ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II
yang berlangsung pada tanggal 28 sampai 29 Desember 1954 di Bogor. Konferensi
ini sebaagai pendahuluan dari Konferensi Asia-Afrika.
2. Indonesia
ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika
yang berlangsung pada tanggal 18 sampai 24 April 1955 di Gedung Merdeka
Bandung. Dalam Konferensi tersebut beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan
penting, antara lain:
a) Ketua
Konferensi: Mr. Ali Sastroamidjoyo,
b) Sekretaris
Jenderal Konferensi : Ruslan Abdulgani,
c) Ketua
Komite Kebudayaan : Mr. Muh. Yamin, dan
d) Ketua
Komite Ekonomi : Prof. Ir. Roseno.
E.
Arti
Penting Konferensi Asia-Afrika
KAA
yang dilaksanakan dibandung pada tanggal 18 – 24 april 1955 mempunyai pengaruh
yang besar bagi bangsa Indonesia khususnya dan bagi dunia pada umumnya. KAA
berpengaruh sangat besar dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan
mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara damai, khususnya di Asia dan
Afrika. Semangat KAA untuk tidak berpihak pada Blok Barat maupun Blok Timur
telah mendorong lahirnya Gerakan Nonblok. Dengan demikian ketegangan dunia
dapat diredam.
1. Pengaruh KAA bagi bangsa Indonesia :
a. Ditandatanganinya persetujuan dwi
kewarganegaraan antara Indonesia dan RRC.
b. Adanya dukungan yang diperoleh ,
yaitu berupa keputusan KAA mengenai perjuangan merebut Irian Barat dalam forum
PBB.
2.
Pengaruh
KAA bagi negara-negara Asia Afrika :
KAA berpengaruh besar terhadap perjuangan
kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika yang belum merdeka. Bangsa-bangsa Asia-Afrika
yang merdeka sesudah diadakannya KAA, antara lain : Maroko, Tunisia dan Sudan
(1956), Ghana (1957), Guyana (1958), Mauritania, Mali, Niger, Tugo, Dahomei,
Chad, Senegal, Pantai Gading dan beberapa negara Afrika lainnya ( 1960 ).
3.
Pengaruh
KAA bagi dunia :
a.
Berkurangnya
ketegangan dunia.
b.
Amerika
Serikat dan Australia mulai berusaha menghapuskan ras diskriminasi di negaranya.
c.
Munculnya
organisasi Gerakan Non Blok (GNB) yang bertujuan meredakan perselisihan paham
dari Blok Barat dan Blok Timur.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpula
Dari pembahasan materi di atas, dapat disimpulkan
bahwa:
1.
Konferensi
Asia Afrika merupakan gagasan oleh 5 negara, yaitu Indonesia, India, Pakistan,
Burma dan Sri Lanka. Pada tanggal 18 April 1955, dimulailah Konferensi Asia-Afrika
yang diselenggarakan di kota Bandung. Konferensi ini berlangsung hingga tanggal
25 April 1955 dan diikuti oleh wakil dari 29 negara Asia dan Afrika. Tujuan
utama konferensi ini adalah membentuk kubu kekuatan negara-negara dunia ketiga
untuk menghadapi Blok Barat dan Blok Timur. Di akhir konferensi, ditandatangani
Deklarasi Bandung yang isinya kesepakatan untuk mengadakan kerjasama ekonomi
dan budaya di antara negara-negara dunia ketiga serta mengakui adanya hak untuk
menentukan nasib bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
2.
Hasil
dari pelaksanaan KAA di Bandung atau Dasasila Bandung, yaitu:
a.
Menghormati
hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam
piagam PBB;
b.
Menghormati
kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa;
c.
Mengakui
persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, baik besar maupun
kecil;
d.
Tidak
melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara
lain;
e.
Menghormati
hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun
kolektif yang sesuai dengan piagam PBB;
f.
Tidak
menggunakan peraturan-peraturan pertahanan kolektif
untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu
negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain;
g.
Tidak
melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan
terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara;
h.
Menyelesaikan
segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan,
persetujuan arbitrasi (penyelesaian masalah hokum), ataupun cara damai lainnya,
menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan piagam PBB;
i.
Memajukan
kepentingan bersama dan kerja sama; dan
j.
Menghormati
hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
3.
Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat
penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II yang berlangsung pada tanggal 28
sampai 29 Desember 1954 di Bogor. Indonesia pun ikut memprakarsai dan sebagai
tempat penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung pada tanggal 18
sampai 24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung.
4.
KAA
yang dilaksanakan dibandung pada tanggal 18 – 24 april 1955 mempunyai pengaruh
yang besar bagi bangsa Indonesia khususnya dan bagi dunia pada umumnya. KAA
berpengaruh sangat besar dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan
mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara damai, khususnya di Asia dan
Afrika. Semangat KAA untuk tidak berpihak pada Blok Barat maupun Blok Timur
telah mendorong lahirnya Gerakan Nonblok. Dengan demikian ketegangan dunia
dapat diredam.
B.
Saran
Dengan
adanya makalah ini kami menyarankan bahwa sebaiknya kita perluas lagi pengetahuan
tentang sejarah Indonesia, khususnya mengenai KAA. Peran guru pembimbing pun
sangat berguna bagi semua, agar mendorong semangat para murid, ataupun orang
lain agar lebih rajin membaca buku pengetahuan.
Daftar Pustaka
Abdurakhman.
2015. Sejarah Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.